Berita Banyuwangi Hari Ini 15 Agustus 2017
1. Tasyakuran HUT ke-72 RI, Pemkab Banyuwangi Gelar Doa Bersama dan Makan Nasi Tumpeng Bareng
BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi menggelar tasyakuran ke-72 HUT Republik Indonesia di Pendapa Kabupaten Banyuwangi, Rabu (16/8).
Para hadirin terlihat bersemangat mengikuti peringatan kemerdekaan Indonesia yang rutin digelar setiap tahunnya itu.
Tak heran itu disebabkan karena mereka bisa memperingati kemerdekaan Indonesia dengan menggelar doa bersama sekaligus sambil menikmati makan nasi tumpeng bareng-bareng.
Sekretaris Daerah Banyuwangi, Djadjat Sudradjat yang didhapuk untuk membuka acara tersebut, mengaku senang bisa berkumpul dengan masyarakat.
Djadjat mengajak para audiens untuk bersama-sama membangun dan meneruskan cita-cita para pejuang di masa lalu.
“Ayo kita terus lanjutkan cita-cita luhur para pejuang. Mari kita terus mengevaluasi perjuangan kita. Semoga Indonesia lebih aman dan damai, lebih adil dan demokratis dan masyarakatnya lebih sejahtera,” kata Djadjat yang hadir bersama Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko, Forum Pimpinan Daerah dan para kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tersebut.
Peringatan tasyakuran ini juga diisi dengan pemberian tausiyah oleh KH Abdul Ghoffar. Kyai Ghoffar mengingatkan untuk tak henti mengulang syukur.
“Kita harus terus bersyukur. Kenapa? Karena secara akal kita ini sulit merdeka. Dijajah selama 350 tahun. 7 generasi terjajah. Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah, Indonesia dianugerahkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 tepat pada bulan Ramadhan,” ujar Ghoffar.
Usai mendengarkan tausiyah, seluruh hadirin menikmati makan nasi tumpeng bersama.
Nasi tumpeng ini menjadi simbol rasa syukur warga atas kemerdekaan yang diraih. Ada nasi kuning, nasi gurih maupun nasi putih yang bisa dinikmati warga bersama-sama dari tumpeng yang disajikan dalam tampah-tampah.
Sementara
lauknya yang bervariasi seperti ayam plecing, ayam bakar dan ikan bakar,
telur cit, urap, kering tempe tahu dan beragam varian lainnya semakin
menambah nikmat sajian makan bersama tersebut
BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi siap melaksanakan arahan Presiden Joko Widodo yang disampaikan saat Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Selasa (16/8).
Presiden menekankan pentingnya semua elemen bangsa untuk keluar dari zona nyaman guna memenangkan persaingan serta menyelesaikan sejumlah permasalahan bangsa, seperti kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial.
”Arahan Presiden Jokowi sangat relevan, dan memang kita perlu terus mendorong terobosan baru guna mempercepat pembangunan daerah. Pidato Presiden tadi memberi semangat kepada kami yang ada di daerah untuk bekerja secara lebih kreatif dan cepat untuk pembangunan,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas seusai mendengarkan pidato Presiden Jokowi melalui televisi di Ruang Rapat Paripurna DPRD Banyuwangi.
Anas menyatakan, saat ini memang tidak bisa birokrasi bekerja seperti di era-era terdahulu. Birokrasi harus lebih luwes, sigap, dan responsif dalam menjawab dinamika yang ada di masyarakat.
”Birokrat harus juga siap 24 jam. Misalnya, ya harus legowo kalau tengah malam dicaci-maki di media sosial, karena pelayanan rumah sakit yang tidak baik,” ujar Anas.
Keluar dari zona nyaman, sambung Anas, harus berani membikin program terobosan. Program tidak dibikin rutin sama seperti tahun-tahun lalu, melainkan harus menyesuaikan dengan dinamika zaman dan kebutuhan masyarakat.
Konsekuensi dari keluar zona nyaman adalah bekerja lebih giat lagi. Artinya tidak boleh malas dan harus kreatif.
”Yang disampaikan Presiden tadi menyemangati birokrasi agar tidak takut keluar dari zona nyaman. Asal segaris dengan peraturan, birokrasi tak perlu takut keluar dari zona nyaman dengan menciptakan program terobosan,” paparnya.
Anas juga menggarisbawahi pentingnya penganggaran berbasis program prioritas seperti disampaikan Presiden Jokowi. Jadi, anggaran tidak dibagi rata ke seluruh satuan atau unit kerja.
”Itu mengharuskan pemda untuk fokus,” ujarnya.
Dia menambahkan, di Banyuwangi telah dan akan terus berupaya menjalankan instruksi pemerintah pusat tersebut. Kreativitas program didorong dengan tetap patuh pada peraturan.
Semua program difokuskan pada peningkatan pendapatan warga dan memperkecil memperkecil disparitas atau kesenjangan antar warga. Misalnya, keberadaan program UGD Kemiskinan, berbagai program fasilitasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), beasiswa Banyuwangi Cerdas, pengiriman sarjana-sarjana terbaik untuk menjadi pengajar di pelosok desa, dan pembangunan infrastruktur jalan dan penunjang pertanian.
Perlahan tapi pasti terus kemi perbaiki. Misalnya soal kesenjangan sosial seperti ditekankan Presiden dalam pidato tersebut. Ini pekerjaan rumah berat, karena banyak faktor saling berimpitan, baik itu soal ekonomi, pendidikan, maupun kultur.
”Indeks ketimpangan kami atau gini ratio sudah turun dari menjadi 0,29 pada 2015 dari sebelumnya 0,32. Tahun ini kami targetkan jadi 0,28. Semakin mendekati 0 semakin baik,” ujar Anas.
Demikian pula pendapatan per kapita masyarakat yang meningkat. Berdasarkan data BPS, pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi naik dari Rp20,8 juta (2010) menjadi Rp 37,53 juta (2015).
Menjadi tugas berat ke depan untuk bersama-sama memperbaiki kekurangan yang ada, terutama soal kesenjangan sosial.
”Saya melihat ini masih jadi problem terberat Banyuwangi, sehingga perlu banyak pihak untuk menyelesaikannya, untuk membagi habis semua tugas,” pungkas Anas. (humas)
3. Pelajar Banyuwangi Antusias Ikuti Ziarah Kebangsaan ke Bung Karno dan Mbah Hasyim
BANYUWANGI – Program Ziarah Kebangsaan yang digelar Pemkab Banyuwangi disambut antusias oleh para pelajar SMA/SMK/MA di daerah setempat. Hingga hari terakhir pendaftaran kemarin (15/8), tercatat ada lebih dari 500 unggahan terkait ini di media sosial.
Mereka yang terpilih akan mengikuti "Ziarah Kebangsaan" ke makam para tokoh besar, yaitu proklamator dan Presiden pertama Ir Sukarno, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim, dan Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Para pelajar Banyuwangi terlihat menumpahkan kreasinya untuk mengikuti program ini. Mereka mengunggah foto dan caption di media sosial bertemakan kebangsaan.
Misalnya yang ditulis Washilatul Bariroh dari SMAN Wongsorejo. ”Banyak pulau, banyak budaya, banyak agama, banyak tradisi, tetapi bukan berarti sebagai celah untuk membedakan. Dari situah kita harus mengenal persatuan,” tulisnya melalui Instagram.
Khoirul Ummah dari SMAN Tegaldlimo menulis, Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa kita. Perbedaan bukanlah akhir segalanya. Perbedaan pemberi corak keindahan. Bersatupadulah generasi muda untuk harumkan nama bangsa.
”Kuatkan persatuan, eratkan persaudaraan, tingkatkan solidaritas antar sesama.”
Tak sedikit pula yang mengutip Bung Karno. ”Ingatlah kalian dengan kata-kata Bung Karno. Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang,” tulis siswa lainnya, Sekar.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, program ”Ziarah Kebangsaan” ini digelar untuk menanamkan rasa kebangsaan.
Tak sedikit pula yang mengutip Bung Karno. ”Ingatlah kalian dengan kata-kata Bung Karno. Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang,” tulis siswa lainnya, Sekar.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, program ”Ziarah Kebangsaan” ini digelar untuk menanamkan rasa kebangsaan.
Para
pelajar diharapkan bisa menyerap keteladanan dari para tokoh yang
diziarahi makamnya, yang telah memberi bukti besarnya rasa kebangsaan.
Saya banyak menjumpai pertanyaan, apakah bisa menjadi sangat agamis dan di sisi lain mencintai Tanah Air. Ternyata bisa karena memang dua aspek itu tidak pas dipertentangkan.
Saya banyak menjumpai pertanyaan, apakah bisa menjadi sangat agamis dan di sisi lain mencintai Tanah Air. Ternyata bisa karena memang dua aspek itu tidak pas dipertentangkan.
”Kita
baca Bung Karno meminta fatwa KH Hasyim Asyari soal membela bangsa, dan
Mbah Hasyim menekankan bahwa cinta Tanah Air adalah sebagian dari
iman,” ujar Anas.
Dari para tokoh itu, sambung Anas, generasi muda bisa memahami bahwa bahwa tidak ada perbedaan antara menjadi orang beragama yang taat pada keyakinan masing-masing sekaligus berkomitmen pada kebangsaan.
”Jembatan inilah yang kita bangun di jiwa generasi muda lewat Ziarah Kebangsaan. Sudah saatnya kaum muda menyatukan kain kebangsaan, seperti dulu pernah dilakukan oleh Bung Karno dan Mbah Hasyim. Semoga program ini menginspirasi," pungkas Anas.
Dari para tokoh itu, sambung Anas, generasi muda bisa memahami bahwa bahwa tidak ada perbedaan antara menjadi orang beragama yang taat pada keyakinan masing-masing sekaligus berkomitmen pada kebangsaan.
”Jembatan inilah yang kita bangun di jiwa generasi muda lewat Ziarah Kebangsaan. Sudah saatnya kaum muda menyatukan kain kebangsaan, seperti dulu pernah dilakukan oleh Bung Karno dan Mbah Hasyim. Semoga program ini menginspirasi," pungkas Anas.
4. Pesan Bupati Anas kepada Anggota Paskibra
Banyuwangi – Sebanyak 75 orang calon Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat Kabupaten Banyuwangi resmi dikukuhkan oleh Bupati Abdullah Azwar Anas, di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Selasa malam (15/8).
Foto Bupati Bersama Anggota Paskibra
Mereka terpilih setelah berhasil lolos dari banyak penyisihan dan pelatihan sejak tiga bulan lalu (5/5).
Dalam pengukuhannya, Bupati Anas berpesan, kepada para Paskibra untuk bisa menjadi generasi yang memiliki kepribadian yang unggul.
Dalam pengukuhannya, Bupati Anas berpesan, kepada para Paskibra untuk bisa menjadi generasi yang memiliki kepribadian yang unggul.
“Kalian terpilih dari sekian ratus pelajar Banyuwangi, ini bukan hal yang mudah. Maka sudah sepatutnya, kesempatan ini kalian pergunakan sebaik mungkin untuk mengembangkan kepribadian menjadi generasi yang unggul,” pesannya.
Selain itu, Anas juga mengharapkan Paskibra bisa menjadi duta Banyuwangi dalam menyampaikan rasa nasionalisme dan cinta tanah air kepada para pelajar dan anak muda lainnya.
“Berbagai latihan telah kalian lewati, tidak hanya fisik, tapi juga wawasan kebangsaan dan nilai-nilai kepemimpinan. Hal tersebut, haruslah kalian tularkan kepada kawan-kawan kalian yang tidak mendapat kesempatan yang sama,” ucapnya.
75 Paskibraka yang telah dikukuhkan tersebut merupakan pelajar yang terpilih dari 574 pelajar lain yang ikut seleksi. Setelah lolos seleksi di tingkat kecamatan masing-masing, mereka disaring lagi di tingkat kabupaten.
Dari 75 yang terpilih, kemudian dilakukan serangkaian pelatihan dan pembekalan, meliputi pengenalan lingkungan, olahraga, PBB, PPM, wawasan kebangsaan, kepemimpinan, pendidikan bela negara, tugas pokok dan fungsi Polri, dan kebaharian.
“Mereka semua memiliki semangat yang luar biasa selama berlatih. Motivasi mereka untuk maju sangat besar, sehingga kami cukup mudah untuk mendidik mereka mampu mengemban tugas sebagai pengibar bendera,” tutur Koordinator Pelatih Letnan Mathori.
Sementara itu, Dinda Yistin, merasa bangga bisa menjadi bagian dari Paskibraka Kabupaten Banyuwangi.
Siswa kelas XI IPS MAN Banyuwangi itu, mengaku selama tiga minggu ini berlatih intensif, agar bisa menjadi bagian dari Paskibraka.
“Saya bangga sekali bisa menjadi bagian dari Paskibraka ini,” cetusnya.
5. Gandrung Menuju Istana Negara
Banyuwangi – Gandrung Banyuwangi akan mewarnai Peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2017 di Istana Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pun akan hadir langsung turut mendampingi para seniman muda Banyuwangi tersebut di Jakarta.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan undangan pemerintah pusat ini merupakan bentuk penghargaan terhadap seni dan budaya Banyuwangi.
Apalagi kegiatan ini merupakan kegiatan resmi kenegaraan, peringatan HUT ke 72 RI.
"Anak-anak tadi saya lihat foto-fotonya senang. Mereka bersemangat gladi resik di Istana Negara. Bagi mereka ini kesempatan yang sngat spesial. Dan ini suatu bentuk rasa hormat atas seni budaya Banyuwangi diundang sampai dua kali di Istana negara," ujar Anas.
Gandrung Banyuwangi sebelumnya pernah tampil di Istana pada peringatan Sumpah Pemuda 20 Oktober 2016 lalu.
Menurut Anas, ini bukti bahwa pemerintah pusat begitu luar biasa mendukung pengembangan seni budaya daerah.
"Terima kasih Pak Jokowi yang terus menyemangati kebudayaan daerah dan memberikan ruang luas. Ini sekaligus menjadi penanda bahwa keragaman budaya daerah jalin menjalin menguatkan persatuan Indonesia," kata Anas.
Menyemangati para penari, Anas pun menyatakan akan hadir langsung ke Istana Negara.
"Khusus tahun ini, saya akan memperingati Hari Kemerdekaan di Jakarta. Saya akan turun mendampingi anak-anak. Ini juga bentuk kebanggaan saya, kebudayaan Banyuwangi mendapat kehormatan tampil ulang di Istana.," jelas Anas.
Gandrung merupakan seni tari asli Banyuwangi. Tarian ini mengisahkan terpesonanya masyarakat Blambangan - julukan Banyuwangi, kepada Dewi Sri - dewi padi - yang membawa kesejahteraan bagi rakyat.
Tarian ini dibawakan sebagai ucapan syukur masyarakat pasca panen, dan kini sering ditampilkan menjadi tarian pembuka dis etiap acara.
Sebanyak dua ratus penari gandrung Banyuwangi yang terdiri dari para pelajar akan menari di hadapan Presiden Jokowi dan tamu kenegaraan. Mereka akan tampil usai Upacara Detik-detik Proklamasi Kemedekaan RI.
"Seni budaya jika dikelola dengan baik akan berkembang bagus dan menjadi sarana bagi anak-anak muda untuk mengasah kemampuan, kepercayaan diri, dan meningkatkan kecintaannya pada negeri. Ini juga bukti keberhasilan regenerasi seniman lewat festival," kata Anas.
Setiap tahun agenda atraksi wisata Banyuwangi Festival menampilkan Festival Gandrung Sewu. Di mana seribu penari Gandrung menari kolosal di pinggir pantai berlatar belakang Selat Bali.
Para penari Gandrung ini kini terus melakukan persiapan untuk penampilan saat hari H-nya. Mereka telah menjalani latihan selama dua hari untuk menyesuaikan lapangan.
Dikatakan Pelaksana Tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda para penari ini telah melakukan gladi bersih mematangkan persiapan akhir, sebelum memasuki hari tenang, Rabu (16/8).
Saat gladi bersih, para penari akan berlatih seolah-olah sudah tampil sungguhan. Mereka akan mengenakan kostum lengkap dan tampil sesuai urutan yang ditetapkan panitia.
Alhamdulillah, secara teknis semuanya aman. Persiapan sudah oke, kondisi fisik dan psikis para penari juga terjaga. Mereka tidak grogi sama sekali, bahkan sangat bersemangat bisa tampil di hadapan Pak Jokowi.
“Mohon doa seluruh masyarakat Banyuwangi, agar kami di sini bisa tampil sempurna untuk membawa nama baik daerah,” pungkas Bramuda.