Kumpulan Berita Banyuwangi Hari Ini 14 Agustus 2017
1. Banyuwangi Luncurkan e-Pajak
BANYUWANGI – Kini, warga Banyuwangi bisa lebih mudah membayar pajak dan retribusi daerahnya.
Ini setelah pemkab Banyuwangi menggandeng Bank Negara Indonesia meluncurkan aplikasi virtual e-Channel (e-pajak).
Bupati Banyuwangi Abdulah Azwar Anas mengatakan kerjasama ini dilakukan untuk memberi kemudahan masayarakat dalam pembayaran pajak.
Ini juga sebagai bentuk komitmen daerah dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di segala lini.
Penggunaan e-pajak dan e-retribusi juga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penerimaan pajak, karena semuanya telah tersistem dan penerimaan pajak dapat dilihat laporannya secara real time.
“Kalau sudah begitu masyarakat akan lebih percaya,” kata Pak Anas usai melakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang penyediaan layanan pajak dan retribusi digital (e-pajak dan e-retribusi).
Perjanjian tersebut ditandangani Bupati Anas dan Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo di Kantor Pemkab, Jumat (11/8).
Anas menambahkan selama ini pemerintah daerah terus mendorong sektor ekonomi masyarakat hingga pertumbuhan ekonomi meningkat dari waktu kewaktu.
Saat ini tiba saatnya pemerintah daerah mendorong partisipasi masyarakat terhadap pembangunan daerah melalui pajak.
“Setelah tujuh tahun kami mendorong perekonomian dan kemandirian ekonomi rakyat, UMKM, dan lainnya, sekarang secara bertahap kami mendorong partisipasi warga dalam membayar pajak dan retribusi daerah,” kata Pak Anas.
Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan layanan digital BNI akan memudahkan masyarakat dalam membayar pajak.
Dimanapun dan kapanpun masyarakat bisa membayar pajak dengan berbagai fitur pembayaran yang bisa diakses.
"Pembayaran pajak dapat dilakukan lebih mudah melalui teller, Electronic Data Capture (EDC), Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Kartu Kredit/Debet,Visa/Mastercard, mobile banking system, internet banking, dan fasilitas lainnya yang kami sediakan sehingga semua warga Banyuwangi atau wajib pajak dapat melakukan pembayaran tersebut dengan lebih mudah, nyaman, dan cepat," kata Anggoro.
Sistem yang digunakan e-pajak adalah system Virtual Account e-collection, yang bisa di bayarkan melalui semua channel dan semua bank.
Aplikasi e-Channel ini meliputi pembayaran tagihan, denda dan administrasi PDAM melalui e-PDAM, pajak daerah melalui e-Tax (pajak Restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak hotel, pajak sarang burung walet, pajak air tanah, PBB, BPHTB, Pajak mineral bukan logam, pajak parkir), serta pembayaran pajak kendaraan bermotor melalui e-Samsat.
Anggoro melanjutkan saat ini layanan yang sudah berjalan adalah e-PBB (pajak bumi dan bangunan), dalam waktu dekat telah disiapkan sistem pembayaran e-Retribusi dan pajak daerah lainnya.
Sistem pembayaran digital ini sudah terkoneksi dengan sistem yang ada di Pemkab Banyuwangi.
Sistemnya BNI langsung terkonek dengan sistem Pemda. Laporan terproduksi dengan otomatis.
Misal retribusi pasar untuk e-retribusi, pedagang pasar bayar tiap hari, laporan bisa langsung displit otomatis, berapa untuk kebersihan, keamanan, pembayaran listrik, dan bagian untuk pemda .
“Pedagang mau bayar dengan bank apapun bisa dilakukan, karena hanya butuh kode accout virtual,” terangnya.
Selain kerjasama terkait layanan pajak dan retribusi digital, pada MoU tersebut juga melanjutkan kerjasama Pemkab Banyuwangi dan BNI dalam dukungan pemasaran online (marketplace) Banyuwangi- Mall.com.
Ini merupakan situs pemasaran online produk-produk hasil Unit Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) lokal.
Bupati Banyuwangi Abdulah Azwar Anas mengatakan kerjasama ini dilakukan untuk memberi kemudahan masayarakat dalam pembayaran pajak.
Ini juga sebagai bentuk komitmen daerah dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di segala lini.
Penggunaan e-pajak dan e-retribusi juga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penerimaan pajak, karena semuanya telah tersistem dan penerimaan pajak dapat dilihat laporannya secara real time.
“Kalau sudah begitu masyarakat akan lebih percaya,” kata Pak Anas usai melakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang penyediaan layanan pajak dan retribusi digital (e-pajak dan e-retribusi).
Perjanjian tersebut ditandangani Bupati Anas dan Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo di Kantor Pemkab, Jumat (11/8).
Anas menambahkan selama ini pemerintah daerah terus mendorong sektor ekonomi masyarakat hingga pertumbuhan ekonomi meningkat dari waktu kewaktu.
Saat ini tiba saatnya pemerintah daerah mendorong partisipasi masyarakat terhadap pembangunan daerah melalui pajak.
“Setelah tujuh tahun kami mendorong perekonomian dan kemandirian ekonomi rakyat, UMKM, dan lainnya, sekarang secara bertahap kami mendorong partisipasi warga dalam membayar pajak dan retribusi daerah,” kata Pak Anas.
Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan layanan digital BNI akan memudahkan masyarakat dalam membayar pajak.
Dimanapun dan kapanpun masyarakat bisa membayar pajak dengan berbagai fitur pembayaran yang bisa diakses.
"Pembayaran pajak dapat dilakukan lebih mudah melalui teller, Electronic Data Capture (EDC), Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Kartu Kredit/Debet,Visa/Mastercard, mobile banking system, internet banking, dan fasilitas lainnya yang kami sediakan sehingga semua warga Banyuwangi atau wajib pajak dapat melakukan pembayaran tersebut dengan lebih mudah, nyaman, dan cepat," kata Anggoro.
Sistem yang digunakan e-pajak adalah system Virtual Account e-collection, yang bisa di bayarkan melalui semua channel dan semua bank.
Aplikasi e-Channel ini meliputi pembayaran tagihan, denda dan administrasi PDAM melalui e-PDAM, pajak daerah melalui e-Tax (pajak Restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak hotel, pajak sarang burung walet, pajak air tanah, PBB, BPHTB, Pajak mineral bukan logam, pajak parkir), serta pembayaran pajak kendaraan bermotor melalui e-Samsat.
Anggoro melanjutkan saat ini layanan yang sudah berjalan adalah e-PBB (pajak bumi dan bangunan), dalam waktu dekat telah disiapkan sistem pembayaran e-Retribusi dan pajak daerah lainnya.
Sistem pembayaran digital ini sudah terkoneksi dengan sistem yang ada di Pemkab Banyuwangi.
Sistemnya BNI langsung terkonek dengan sistem Pemda. Laporan terproduksi dengan otomatis.
Misal retribusi pasar untuk e-retribusi, pedagang pasar bayar tiap hari, laporan bisa langsung displit otomatis, berapa untuk kebersihan, keamanan, pembayaran listrik, dan bagian untuk pemda .
“Pedagang mau bayar dengan bank apapun bisa dilakukan, karena hanya butuh kode accout virtual,” terangnya.
Selain kerjasama terkait layanan pajak dan retribusi digital, pada MoU tersebut juga melanjutkan kerjasama Pemkab Banyuwangi dan BNI dalam dukungan pemasaran online (marketplace) Banyuwangi- Mall.com.
Ini merupakan situs pemasaran online produk-produk hasil Unit Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) lokal.
2. Jelang Pertemuan IMF-World Bank, Apron dan PCN Bandara Banyuwangi akan Ditambah
BANYUWANGI - Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan terus melakukan percepatan pengembangan Bandara Blimbingsari Banyuwangi.
Tahun 2018 mendatang, Bandara Banyuwangi akan dilakukan pengembangan sejumlah infrastrukturnya. Mulai apron (tempat parkir pesawat), penebalan landasan, hingga perpanjangan runway.
Tahun 2018 mendatang, Bandara Banyuwangi akan dilakukan pengembangan sejumlah infrastrukturnya. Mulai apron (tempat parkir pesawat), penebalan landasan, hingga perpanjangan runway.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso mengatakan pengembangan ini terkait persiapan Bandara Blimbingsari Banyuwangi, yang akan menjadi pendukung Bandara Ngurah Rai Bali, saat IMF-World Bank Annual Meeting di Bali, Oktober 2018 mendatang.
Menurut Agus, kapasitas Bandara Ngurah Rai Bali tidak cukup untuk menampung semua pesawat yang datang dalam acara tersebut. Karena itu, Bandara Banyuwangi akan menjadi back up Ngurah Rai.
Menurut Agus, kapasitas Bandara Ngurah Rai Bali tidak cukup untuk menampung semua pesawat yang datang dalam acara tersebut. Karena itu, Bandara Banyuwangi akan menjadi back up Ngurah Rai.
Di pertemuan tahunan IMF World Bank itu Menteri Keungan seluruh dunia akan datang. Nanti pesawatnya akan parkir di Banyuwangi, karena kalau di Bali semua tidak cukup.
"Karena itu, pengembangan Bandara Banyuwangi harus dipercepat Jadi kami koordinasi untuk percepatan pengembangannya," kata Agus.
"Karena itu, pengembangan Bandara Banyuwangi harus dipercepat Jadi kami koordinasi untuk percepatan pengembangannya," kata Agus.
Untuk keperluan pengembangannya, lanjut Agus, Bandara Banyuwangi akan dilengkapi infrastrukturnya. Mulai dari apron (tempat parkir pesawat), pavement classiication number (PCN, dan runway.
Apron Blimbingsari saat ini berkapasitas dua pesawat jenis 737-500. Nantinya akan diperluas sehingga bisa menampung sembilan pesawat jenis 737-800 dan 900. Demikian juga landasan Blimbingsari akan dipertebal dari yang saat ini 36 PCN menjadi 45 PCN.
"Runway juga akan kami perpanjang. Sebenarnya untuk saat ini cukup, karena sudah 2.250. Tapi untuk fullroad tinggal perpanjangan 400 meter, sehingga bisa dilewati pesawat jenis Boeing 737-800 dan 900 NG," kata Agus.
Agus menargetkan minimal Agustus 2018 pengembangan Bandara Banyuwangi sudah selesai.
"Yang penting untuk infrastruktur kita siap sebelum forum berlangsung," kata dia.
"Yang penting untuk infrastruktur kita siap sebelum forum berlangsung," kata dia.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sangat berterima kasih atas komitmen pemerintah pusat yang terus mendukung pengembangan bandara.
Ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Pusat dan daerah yang produktif karena kita juga menginginkan percepatan.
"Pemkab selalu siap berkoordinasi dengan pusat," kata Pak Anas.
Ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Pusat dan daerah yang produktif karena kita juga menginginkan percepatan.
"Pemkab selalu siap berkoordinasi dengan pusat," kata Pak Anas.
Bagi Anas, ini merupakan momentum bagi semua pihak untuk bersama-sama mengembangkan bandara Blimbingsari.
Apalagi sudah ada maskapai yang berminat untuk melakukan International Flight ke Banyuwangi.
"Ini ibarat gayung bersambut, setelah ada operator yang berminat untuk membuka international flight, pengembangan bandara Banyuwangi akan dipercepat," kata Pak Anas.
Apalagi sudah ada maskapai yang berminat untuk melakukan International Flight ke Banyuwangi.
"Ini ibarat gayung bersambut, setelah ada operator yang berminat untuk membuka international flight, pengembangan bandara Banyuwangi akan dipercepat," kata Pak Anas.
Bandara Blimbingsari Banyuwangi menjadi bandara dengan tingkat keselamatan dan keamanan terbaik di antara bandara seluruh Indonesia yang berada di bawah pengelolaan Kemenhub.
Bandara Banyuwangi sendiri mulai beroperasi 2010. Sejak 2014, pemerintah daerah mengembangkan terminal baru berkonsep hijau pertama di Indonesia dengan dana APBD Banyuwangi dan Pemprov Jatim.
Rute ke Banyuwangi dilayani empat kali sehari, yaitu tiga dari Surabaya oleh Garuda Indonesia dan Wings Air. Ada pula rute Jakarta-Banyuwangi oleh Nam Air. Jumlah penumpang terus melonjak.
Pada 2011, jumlah penumpang baru 7.826 orang per tahun, lalu melonjak hingga 1.339 persen menjadi 112.661 orang pada 2016.
Pada 2011, jumlah penumpang baru 7.826 orang per tahun, lalu melonjak hingga 1.339 persen menjadi 112.661 orang pada 2016.
3. Isi Kursus Politik Pancasila, Ini yang Disampaikan Bupati Anas
JAKARTA - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ikut mengisi "Kursus Politik Pancasila" bagi media yang digelar PDI Perjuangan di Jakarta, Minggu (13/8). Acara kursus dihadiri dan diisi oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri beserta sejumlah kepala daerah lain.
Dalam kesempatan itu, Anas menyampaikan sejumlah kebijakan yang mendorong pengembangan ekonomi rakyat di Banyuwangi.
Di antaranya pengembangan sektor ekonomi rakyat yang memadukan tiga basis, yaitu pertanian, UMKM, dan pariwisata.
Di antaranya pengembangan sektor ekonomi rakyat yang memadukan tiga basis, yaitu pertanian, UMKM, dan pariwisata.
Dengan strategi itulah, Banyuwangi yang jauh dari pusat pertumbuhan utama Jawa Timur kini menggeliat.
Sebelumnya, Banyuwangi tak dihitung dalam peta kemajuan daerah. Belum lagi hambatan infrastruktur karena Banyuwangi adalah daerah terluas di Pulau Jawa, dan sisi lain APBD-nya terbatas.
Sebelumnya, Banyuwangi tak dihitung dalam peta kemajuan daerah. Belum lagi hambatan infrastruktur karena Banyuwangi adalah daerah terluas di Pulau Jawa, dan sisi lain APBD-nya terbatas.
"Karena gotong-royong banyak pihak, kita berhasil melangkah maju, tentu kita akui masih banyak kekurangan, tapi Insya Allah ini sudah on the track," papar Pak Anas.
Salah satu indikatornya, pendapatan per kapita warga Banyuwangi dari Rp20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp41,46 juta per orang per tahun pada 2016 atau ada kenaikan 99 persen. Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat menjadi 8,79 persen pada 2016.
Kita juga jaga daya beli rakyat. Inflasi kami terendah se-Jatim, bahkan belum lama ini kami dinobatkan oleh pemerintah pusat sebagai daerah paling inovatif dalam pengendalian inflasi.
"Dari sisi reformasi birokrasi, hasilnya adalah Banyuwangi menjadi kabupaten pertama dan satu-satunya di Indonesia yang meraih nilai A dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah," jelas Pak Anas.
"Dari sisi reformasi birokrasi, hasilnya adalah Banyuwangi menjadi kabupaten pertama dan satu-satunya di Indonesia yang meraih nilai A dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah," jelas Pak Anas.
Anas juga mengaku terinspirasi dengan Bung Karno yang melibatkan arsitek dalam pembangunan, sehingga semua bangunan di era Presiden pertama itu bersifat melintasi zaman.
Di Banyuwangi, ruang-ruang publik didesain arsitek dengan filosofi yang serius. Bangunan dari uang rakyat tidak boleh menyingkirkan rakyat. Bandara kami, misalnya, konsepnya hijau dan mengadopsi tradisi rakyat dengan menyediakan anjungan luas.
"Di sana boleh makan lesehan, sholat, lari-lari, jadi warga pengantar atau penjemput tidak diusir-usir dan telantar di bandara," papar Pak Anas.
"Di sana boleh makan lesehan, sholat, lari-lari, jadi warga pengantar atau penjemput tidak diusir-usir dan telantar di bandara," papar Pak Anas.
Program kerakyatan lainnya, sambung Anas, adalah Jemput Bola Rawat Warga, di mana tim medis menjemput dan merawat warga miskin sakit di rumahnya yang telah merawat lebih dari 1.600 warga.
"Jadi petugas dan dokternya yang datang mengunjungi warga. Pemkab Banyuwangi juga sudah memberi beasiswa 700 anak muda berkuliah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, mereka dari keluarga kurang berpunya," paparnya.
"Jadi petugas dan dokternya yang datang mengunjungi warga. Pemkab Banyuwangi juga sudah memberi beasiswa 700 anak muda berkuliah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, mereka dari keluarga kurang berpunya," paparnya.
Menurut Anas, keberanian melakukan inovasi adalah kunci kemajuan daerah. Dia menceritakan saat mendorong pengembangan konektivitas melalui pembukaan bandara.
Dari dulu tidak ada penerbangan, bulan ini ke Banyuwangi ada enam kali penerbangan per hari, yaitu rute Jakarta-Banyuwangimtiga kali dan Surabaya-Banyuwangi tiga kali.
Dari dulu tidak ada penerbangan, bulan ini ke Banyuwangi ada enam kali penerbangan per hari, yaitu rute Jakarta-Banyuwangimtiga kali dan Surabaya-Banyuwangi tiga kali.