Sunday, 13 August 2017

Berita Banyuwangi Hari Ini 13 Agustus 2017 (Pawai Kebangsaan, 200 Penari Gandrung)

Kumpulan Berita Banyuwangi Hari Ini 13 Agustus 2017

1. Awali Agustusan, Banyuwangi Gelar Festival Sepeda Hias

BANYUWANGI – Mengawali kemeriahan peringatan HUT Proklamasi RI yang ke – 72, Banyuwangi menggelar Festival Sepeda Hias. 

Festival yang diikuti lebih dari 3.000 pelajar tingkat sekolah dasar dan menengah pertama SD- SMP ini, digelar Sabtu (12/8), dari depan kantor pemkab Banyuwangi.

Suasana meriah dan pun terlihat saat ribuan pelajar ini menggoes sepeda hias warna wani di sepanjang kota Banyuwangi. 

Sementara itu ribuan masyarakat berjajar di sepanjang jalan untuk menyaksikan atraksi ribuan pelajar ini. 

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, festival sepeda hias sengaja digelar untuk menumbuhkan jiwa pratiotisme dan rasa nasionalisme kebangsaan pelajar. 

Sesuai tema kemerdekaan RI, dimana semua diajak untuk bekerja sama dan bahu membahu membangun negeri.

“Melalui festival ini kami ingin membangun pondasi mental anak muda untuk selalu memiliki jiwa nasionalisme, cinta tanah air, memiliki semnagat saling gotong royong dan bekerja sama,“ kata Bupati Anas, saat membuka festival sepeda hias, Sabtu (12/8).

Pawai sepeda hias ini diikuti sekitar 3.000 pelajar dari 15 SD dan SMP yang ada di Banyuwangi. Mereka berpartisipasi dalam festival dengan menghias sepeda goesnya dengan kertas warna-warni dan tambahan beraneka ornamen hiasan untuk memperindahnya.

Festival tahun ini, tampaknya lebih kental nuansa kebangsaannya. Hampir peserta pawai menghias sepedanya dengan berbagai ornamen berbagai kekhasan suku di Indonesia. 

Seperti rumah Minangkabau, rumah adat suku using dan lainnya. Tidak hanya sepedanya yang tampil istimewa, para siswa pun mengenakan aneka kostum bhineka tunggal ika. Selain juga mengusung kostum tokoh-tokoh pejuang Banyuwangi.

Mulai dari kostum pejuang asli Banyuwangi seperti Sayu Wiwit, Minak Jinggo, Kencono Wungu. Ada juga yang berkostum pejuang era kebangkitan nasional  seperti tokoh proklamator lengkap dengan panggung untuk membaca naskah proklamasi. 

Selain itu mereka juga membawakan pakaian adat Bhinneka Tunggal Ika hingga kostum pemuka agama yang mencerminkan keharmonisan pluralisme di Banyuwangi .

Festival sepeda hias ini menempuh jarak sekitar 4 kilometer yang dimulai dari depan Kantor Pemkab Banyuwangi dan finish di depan Kantor Kecamatan Banyuwangi. 

Rutenya adalah Jl. A. Yani – Jl. Dr. Sutomo – Jl. Diponegoro –Jl. MT Haryono – Jaln Kolonel Sugiono - Jl. Brigjen Katamso dan kembali ke A Yani untuk finish di depan kantor Kecamatan Banyuwangi.

Peringatan Agustusan, di Banyuwangi masih akan dilanjutkan serangkaian even Agustusan . Diantaranya, besok pagi Minggu (13/8) akan digelar Karnaval Pelajar dan Umum, selanjutnya ada Pawai Lampion 14 Agustus. 

Dilanjutkan Festival Merdeka dan Gebyar Merah Putih, 23 Sedangkan rangkaian peringatan tujuh belas Agustus akan diawali Tasyakuran Kemerdekaan pada 16 Agustus, Detik detik Proklamasi dan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih serta Resepsi Kenegaraan pada 17 Agustus. 

Sebagai penutup pada gelaran Agustusan akan ada gerak  jalan tradisional yang menempuh jarak 45 km.

Ini juga adalah salahsatu agenda festival di bulan Agustus 2017 ini, untuk info Festival lainya silahkan baca -> Jadwal Banyuwangi Festival Bulan Agustus 2017 Lengkap

2. 200 Penari Gandrung Akan Pukau Tamu Peringatan Kemerdekaan di Istana

BANYUWANGI - Tari Gandrung akan kembali manggung di Istana Negara. Presiden Joko Widodo kembali mengundang seni tari asli Banyuwangi ini untuk tampil pada peringatan ke-72 kemerdekaan RI di Istana Negara pada 17 Agustus 2017 mendatang.

Tari Gandrung direncanakan akan tampil usai upacara Detik-Detik Proklamasi ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia di halaman Istana Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (17/8). Tari Gandrung Banyuwangi ditampilkan sebagai penutup rangkaian upacara kemerdekaan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, ini merupakan penghormatan bagi seluruh warga Banyuwangi. Sebelumnya, Presiden Jokowi juga mengundang penari Gandrung pada peringatan Sumpah Pemuda 20 Oktober 2016 lalu.

Kami semua bangga pemerintah pusat, Presiden Jokowi, mempunyai semangat nyata untuk mengapresiasi kreasi seni budaya daerah. 

Apalgi sekarang diberi ruang pada rangkaian peringatan kemerdekaan di mana semua tamu negara hadir, mulai tokoh-tokoh penting hingga perwakilan negara sahabat. 

"Ini menjadi penguat bahwa keberagaman budaya daerah adalah pemersatu, bukan pemecah belah bangsa. Justru dalam perbedaan yang sangat banyak, kita bisa saling menguatkan," kata Anas.

Sebanyak 200 penari Gandrung yang  terdiri atas pelajar SMP dan SMA telah diberangkatkan pada Sabtu malam (12/8). Mereka akan membawakan tari Jejer Kembang Menur, kreasi baru dari Tari Jejer Gandrung.

Ketua rombongan, Budiyanto mengatakan, tari ini menggambarkan keceriaan remaja putri dalam menatap masa depannya. 

Para penari akan mengenakan kostum Gandrung berwarna hitam dan merah dengan selendang merah dan kain panjang hitam. 

"Mereka juga akan menari sambil membawa kipas besar berwarna merah putih yang merefleksikan semangat kemerdekaan," ujar Budiyanto.

Para penari Gandrung nanti juga akan menampilkan formasi kolosal. Mereka akan menampilkan gerakan yang lincah dan akan membentuk berbagai formasi. 

Pokoknya kami akan tampil all out untuk memberikan tampilan yang mengejutkan. 

"Tak kalah dengan Festival Gandrung Sewu yang selalu dinantikan ribuan wisatawan di Banyuwangi setiap tahunnya. Tunggu saja nanti," kata Budiyanto.

Sementara itu, salah satu penari, Aritha Maulida mengaku senang bisa ikut ambil bagian dalam pementasan di istana negara ini. 

Aritha sengaja mendaftarkan diri begitu ada pengumuman seleksi penari Gandrung di Upacara Kemeedekaan RI di Istana Negara Jakarta.

Alhamdulillah saya lolos seleksi setelah melalui 5 kali seleksi. Senang sekali bisa gabung, menari di hadapan Presiden dan tamu-tamu penting itu kebanggaan tiada dua buat saya. 

"Saya senang Gandrung dipilih untuk bisa tampil di Istana, rasanya ini penghargaan buat pelajar yang suka menari seperti saya ini," kata siswi SMPN 1 Wongsorejo yang duduk di kelas IX ini.

3. Sambut Hari Kemerdekaan, Banyuwangi Gelar Pawai Kebangsaan

Banyuwangi - Memperingati Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia, Banyuwangi menggelar pawai kebangsaan, Minggu (13/8). 

Pawai tersebut berlangsung meriah, tidak hanya diikuti pelajar dan masyarakat umum, namun juga melibatkan para turis asing.

Beragam kesenian Indonesia ditampilkan oleh pelajar-pelajar Banyuwangi. Ada yang membawakan kesenian Ondel-ondel Jakarta, Barongsai, serta Barong dan Leak Bali. 

Tak ketinggalan, ada juga kesenian asli Bumi Blambangan seperti Gandrung, Jaranan, Kuntulan, Seblang dan Barong Using.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pawai kebangsaan ini rutin digelar setiap tahun. 
Beragam kesenian dan adat budaya nusantara ditampilkan untuk mengingatkan semua warga akan kebhinnekaan bangsa ini.

"Keberagaman bangsa kita tampilkan dalam sebuah pawai. Peringatan kemerdekaan ini kita manfaatkan sebagai momentum agar kita semua selalu menjaga kebhinnekaan ini," kata Anas.

Pawai ini diikuti ribuan peserta yang merupakan pelajar tingkat SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan umum. Bahkan sejumlah turis asing juga tampak antusias menjadi peserta pawai. 

Anna Guyer salah satunya, bule asal Swiss ini mengaku senang bisa menjadi bagian dari perayaan HUT Kemerdekaan ke -72 RI di Banyuwangi.

Saya excited sekali. Meskipun agak gerah karena cuacanya cukup terik, saya sangat senang bisa ikut pawai ini. 

"Banyuwangi oke banget, orangnya ramah, alamnya bagus, budayanya juga wonderful,” ungkap Anna yang saat itu mengenakan kostum penari Gandrung.

Hal serupa diungkapkan oleh Sophie Rohrer. Fantastic, saya belum pernah ikut karnaval sebelumnya, ternyata menyenangkan. 

Ternyata Banyuwangi punya banyak sekali kesenian dan tradisi,” akunya kagum.

Karnaval yang mengambil start dari depan Kantor Pemkab Banyuwangi dan finish di Taman Blambangan ini, diawali dengan penampilan barisan pengibar bendera merah putih, yang secara berturut-turut diikuti barisan di belakangnya. 

Ada barisan drum band, lalu diikuti barisan pemuda dengan kostum yang memvisualisasikan kebhinekaan suku dan adat istiadat di bumi nusantara. Ada Suku Dayak, Madura, Minang Kabau dan masih banyak lagi.

Tak ketinggalan, sajian apik fragmen yang mengisahkan beragam tradisi dari berbagai daerah di Indonesia. Seperti tradisi Ma'nene dari Tana Toraja Sulawesi, Sekaten Jogjakarta, dan Karapan Sapi Madura.

Melalui pawai kebangsaan ini kita ingin menampilkan Indonesia dalam bentuk mini. Wujud Indonesia yang kaya akan ragam budaya, etnis, adat istiadat dan agama. 

Dengan semangat kemerdekaan, kita satukan tekat dan langkah menjaga keberagaman ini,” kata Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Banyuwangi, Djajat Sudrajat, saat melepas peserta pawai.

“Mari jadikan perbedaan sebagai kekuatan kita untuk membangun daerah. Bersama-sama kita majukan pariwisata Banyuwangi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” lanjutnya.

Selain atraksi yang merepresentasikan kebhinekaan Indonesia, keanekaragaman potensi seni budaya yang dimiliki Banyuwangi juga tersaji apik lewat kostum Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), juga ada penampilan kostum daur ulang dari bahan-bahan bekas pakai.

Alunan musik khas Banyuwangi yang rancak semakin membuat pawai yang diadakan dalam rangka memeriahkan peringatan HUT RI ke-72 tersebut berlangsung atraktif dan tidak membosankan. Pesertanya pun terlihat antusias menampilkan atraksinya.

Seperti yang diungkapkan Devi Aulia Ulfa, siswi kelas 11 SMAN I Banyuwangi yang mengaku menyiapkan khusus untuk karnaval ini. 

"Meski saya beberapa kali ikut even Banyuwangi Festival, tapi karnaval Agustus ini rasanya beda. Senang saja melihat beragam baju adat nusantara dan kesenian daerah lain," kata Devi.

Admin

About Admin

Semoga dengan adanya Blog Banyuwangi Seru ini bisa memberikan sedikit manfaat kepada masyarakat Luas dan Banyuwangi Khususnya.

Subscribe to this Blog via Email :